Tuesday, July 25, 2006

Pemeriksaan Kesehatan dan Konseling Pranikah

PEMERIKSAAN kesehatan pranikah penting untuk mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan Anda, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), juga untuk memperoleh kesiapan mental karena masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya.

ANDA merencanakan pernikahan dalam waktu dekat? Jika iya, selamat! Akan tetapi, apakah pemeriksaan kesehatan dan konseling pranikah sudah masuk dalam jadwal kesibukan Anda di sela-sela jadwal lulur dan persiapan resepsi? Jika belum, jadwalkanlah segera.

Selain alasan cinta, bukankah sering kali pernikahan dilakukan karena ingin mendapatkan keturunan yang sehat?

"Pemeriksaan dan konseling kesehatan bagi calon suami istri penting dilakukan, terutama untuk mengetahui kemungkinan kondisi kesehatan anak yang akan dilahirkan. Dengan pemeriksaan itu, dapat diketahui riwayat kesehatan kedua belah pihak, termasuk soal genetik, penyakit kronis, hingga penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan," ujar dr. Wiryawan Permadi, Sp.O.G., spesialis obstetri dan ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Dengan pemeriksaan kesehatan, dapat diketahui riwayat genetik dalam keluarga calon mempelai pria dan wanita. Misalnya ada tidaknya penyakit kelainan darah seperti thalassemia dan hemofilia. Kedua penyakit itu bisa diturunkan melalui pernikahan dengan pengidapnya atau mereka yang bersifat pembawa (carrier).

Setelah pemeriksaan, dapat dilihat kemungkinan perpaduan kromoson yang timbul. Jika memang ada penyakit keturunan dalam riwayat keluarga kedua atau salah satu calon mempelai, dapat dilihat kemungkinan risiko yang timbul, seperti terjadinya keguguran hingga kemungkinan cacat bawaan (kongenital) jika kelak memiliki anak. Dari sini, calon pasangan suami istri (pasutri) akan punya pemahaman bahwa bila orang tua atau garis keturunannya mengidap penyakit genetik, anak yang akan lahir nanti pun berisiko mengidap penyakit yang sama.

"Untuk genetik, memang sulit diubah. Tapi, adanya riwayat penyakit keturunan bukan berarti mereka jadi tidak boleh menikah.

Dengan diketahuinya persoalan itu, dapat dilakukan konseling sehingga mereka memiliki kesiapan mental sejak awal. Itu yang penting," ujarnya.

Penyakit lainnya yang perlu dideteksi prapernikahan adalah penyakit kronis seperti diabetes mellitus (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), kelainan jantung, hepatitis B hingga HIV/AIDS. Penyakit-penyakit itu dapat memengaruhi saat terjadinya kehamilan, bahkan dapat diturunkan.

Penyakit lainnya yang penting diketahui sebelum pernikahan adalah infeksi TORCH (pada wanita) dan penyakit menular seksual. TORCH merupakan kepanjangan dari toksoplasmosis (suatu penyakit yang aslinya merupakan parasit pada hewan peliharaan seperti kucing), rubella (campak jerman), cytomegalovirus, Herpes virus I dan Herpes virus II. Kelompok penyakit ini sering kali menyebabkan masalah pada ibu hamil (sering keguguran), bahkan infertilitas (ketidaksuburan), atau cacat bawaan pada anak.

Jika penyakit infeksi itu diketahui sejak awal, dapat diobati sebelum terjadinya kehamilan. Dengan demikian, risiko terjadinya kelainan atau keguguran akibat TORCH dapat dieliminasi. Jangan sampai timbul penyesalan setelah menikah, hanya gara-gara penyakit yang sebenarnya bisa disembuhkan jauh-jauh hari. Contohnya, setelah menikah ternyata harus berkali-kali mengalami keguguran gara-gara toksoplasmosis yang sebenarnya bisa disembuhkan dari dulu.

Ada tidaknya penyakit menular seksual (PMS) juga penting untuk diketahui karena sebagian besar PMS termasuk sifilis, herpes, dan

gonorrhea bisa mengakibatkan terjadinya kecacatan pada janin. Bila salah satu pasangan sebelumnya terdeteksi pernah melakukan seks bebas, sebaiknya kedua pasangan melakukan pemeriksaan terhadap penyakit-penyakit ini, untuk memastikan apakah sudah benar-benar sembuh sebelum melangsungkan pernikahan.

Penting

Kapan harus melakukan pemeriksaan kesehatan dan konseling pra nikah?

Dokter Wiryawan mengatakan, tidak ada kepastian waktu yang ketat soal itu. Akan tetapi, idealnya pemeriksaan kesehatan pranikah dilakukan enam bulan sebelum dilangsungkan pernikahan. Pertimbangannya, jika ada sesuatu masalah pada hasil pemeriksaan kesehatan kedua calon mempelai, masih ada cukup waktu untuk konseling atau pengobatan terhadap penyakit yang diderita.

Ukuran waktu itu pun fleksibel. Artinya, pemeriksaan kesehatan pranikah dapat dilakukan kapan pun selama pernikahan belum berlangsung.

Saat ini, pemeriksaan kesehatan dan konseling pranikah masih jarang dilakukan karena dianggap akan menambah daftar kesibukan serta pemborosan dengan mahalnya biaya. Bahkan, ada yang berpikiran pemeriksaan semacam itu dapat memengaruhi hubungan keduanya.

"Di sini, konseling prakonsepsi (prakehamilan-red.) saja masih jarang dilakukan. Apalagi pranikah. Padahal, keduanya penting dalam kesehatan reproduksi yang pastinya akan berpengaruh terhadap jalannya pernikahan. Juga agar terjadi alih pengetahuan dari dokter ke pasien, sehingga dia mengerti kapan sebaiknya hamil atau sebaiknya ditunda dulu, atau bagaimana menghadapi kehamilan," ujarnya.

Pemeriksaan kesehatan pranikah penting untuk mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan Anda, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), juga untuk memperoleh kesiapan mental karena masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya. Melalui pemeriksaan kesehatan pranikah juga dapat diketahui penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan calon pasutri, termasuk bakal keturunannya.

Pemeriksaan kesehatan dan konseling ini, menurut dr. Wiryawan, juga penting dilakukan untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, terutama pada pasangan yang akan menikah dalam usia muda. Kehamilan adalah sesuatu yang sebaiknya direncanakan dan dipersiapkan. Untuk itulah bagi calon pasutri usia belia, perlu konseling mengenai kontrasepsi.

Maka dari itu, jangan sepelekan pemeriksaan kesehatan dan konseling pranikah. Jika tak waspada, ada banyak risiko yang dapat menghadang dalam menjalani pernikahan. Jadi, hindari risiko sedini mungkin, periksakan kesehatan Anda dan pasangan ke dokter atau rumah sakit terdekat, yang menyediakan paket pemeriksaan kesehatan khusus untuk calon pengantin.

Prosedur

Adapun untuk prosedur pemeriksaan kesehatan pra nikah ini, umumnya dilakukan dengan mendatangi dokter spesialis kandungan (obgyn), dokter puskesmas atau dokter umum, wawancara singkat tentang riwayat kesehatan guna mengetahui penyakit apa yang pernah diderita, riwayat kesehatan pada anggota keluarga, juga keadaan lingkungan sekitar dan kebiasaan sehari-hari (merokok, pengguna obat-obatan terlarang). Kemudian akan dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kelainan fisik seperti tekanan darah, keadaan jantung, paru-paru, dan tanda-tanda fisik dari penyakit.

Rangkaian tes: radiologi dan laboratorium. Untuk laboratorium dilakukan pemeriksaan panel ginjal creatinin, panel hati SGOT SGPT, Hepatitis B panel, HBs Antigen, gula darah/ fasting glucose, darah lengkap, hemoglobin, platelets, ESR, white blood count (WBC), blood group + rhesus, MCV, MCH, MCHC dan VDRL.

Untuk persiapan, pasien biasanya diharuskan berpuasa mulai pukul 22.00, sehari sebelum pemeriksaan. Setelah sample darah diambil, Anda dapat menikmati sarapan. Selama puasa, hanya diperbolehkan minum air putih. Jangan lupa membawa sedikit sample faeces (tinja) pagi hari di dalam wadah yang bersih.

Kini tinggal bagaimana kesadaran dan kemauan calon mempelai berdua. Apakah mau untuk "sedia payung sebelum hujan" dan berlatih menerima pasangan sepenuhnya. Akan tetapi perlu diingat, jangan membuat hasil pemeriksaan pranikah sebagai dasar utama kelangsungan suatu pernikahan. (Wilda Nurlianti/"PR")***

sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/072006/09/geulis/lainnya.htm

0 Komentar:

Post a Comment

<< Home